Kediri, katarakyat.co.id — Tepat di hari terakhir bulan Juli, tenda perjuangan yang berdiri di trotoar depan PT Insumo Kediri resmi dibongkar, Kamis (31/07/2025). Pembongkaran ini dilakukan secara mandiri oleh para buruh dan relawan, sebagai bentuk kepatuhan terhadap surat pemberitahuan aksi yang berlaku sejak 1 hingga 31 Juli.
Namun, suasana di lokasi tidak serta-merta menjadi sepi. Yang tersisa adalah jejak-jejak perjuangan dan kesedihan mendalam. Tenda yang selama sebulan terakhir menjadi saksi bisu jeritan para buruh PT Triple S, juga menjadi ruang penghubung antara nurani masyarakat dan kenyataan pahit perampasan hak tenaga kerja. Kini, tenda itu tak lagi berdiri, tapi semangat di baliknya masih menyala.

“Kami gak rusuh, kami gak anarkis. Kami bersihkan sendiri, dan tetap tanggung jawab,” ujar Slamet, salah satu perwakilan buruh, dengan suara bergetar namun penuh keteguhan. Baginya, tenda itu bukan sekadar atap dari terpal, melainkan simbol keteguhan hati kaum pekerja.
Sementara itu, Ketua Aliansi Serikat Pekerja/Buruh Kediri Raya (ASPERA), Hari, menegaskan bahwa meski tenda dibongkar, perjuangan tidak akan berhenti. “Akan terus kami kawal, akan kami bantu perjuangkan hak buruh. Kalau bukan dari ASPERA, siapa lagi yang perhatian pada buruh?” tegasnya.

Hari juga menyatakan bahwa langkah selanjutnya adalah memperluas advokasi. “Selanjutnya akan kami bantu untuk melapor ke tingkat Jawa Timur. Kalau perlu, sampai ke tingkat nasional. Karena di Kediri, pemerintah seperti tutup mata atas penderitaan rakyat,” ujarnya lantang.
Hari ini, trotoar di depan PT Insumo kembali kosong, tapi publik tahu, ada yang pernah berdiri di sana: sebuah tenda yang tak hanya melindungi dari panas dan hujan, tapi juga menaungi harapan. Perlawanan mungkin berganti bentuk, tapi belum berakhir. (Irvan/red)